Sebuah sistem lantai dapat disusun dari rangkaian balok dan kasau, dan dilapisi dengan bidang atau dek, atau terdiri dari slab beton bertulang homogen. Ketebalan sistem lantai tergantung pada ukuran dan proporsi bentangan struktural yang harus ditanggung dan kekuatan material yang digunakan. Ukuran dan penempatan kantilever dan bukaan pada bidang lantai juga harus dipertimbangkan dalam layout penopang struktural lantai tersebut. Kondisi tepi struktur lantai dan koneksinya ke sistem dinding dan fondasi penopang akan mempengaruhi integritas struktur serta penampilan fisik bangunannya..
Karena bidang lantai harus menyalurkan beban gerak dengan aman, maka suatu sistem lantai harus relatif kaku namun tetap mempertahankan elasti sitasnya. Mengingat efek keausan yang biasanya dikarenakan defleksi berlebihan serta getaran pada lantai dan material langit-langit, juga isu kenyamanan penghuni, maka faktor defleksi harus dijadikan faktor pengontrol kritis.
Ketebalan konstruksi lantai dan rongga di dalam lantai harus diperhitungkan jika kita harus mengakomodasi jalur mekanikal dan elektrikal di dalam sistem lantai. Untuk sistem lantai di mana ruang-ruang hunian disusun secara bertumpuk, faktor-faktor tambahan yang perlu dipertimbangkan adalah properti kedap suara serta tingkat ketahanan terhadap api.
Kecuali untuk dek eksterior, sistem lantai biasanya tidak dibiarkan terekspos terhadap cuaca luar. Karena lantai harus mendukung lalu-lintas, daya tahan pemakaian dan kebutuhan pemeliharaan adalah faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan finishing lantai serta sistem yang diperlukan untuk menopangnya.
0 Comments